Bijogneo Home
Jika anda berada di lantai dasar dan ingin naik ke lantai teratas gedung yang tingginya 508 meter, dan tiba disana hanya dalam waktu kurang dari satu menit, saat ini hanya bisa terjadi di The Taipei Financial Center. Lift gedung ini mempunyai kecepatan maksimum..
FOKUS
Fiksi - Langkah
1 2 3 4 5 6 7
Premium yang disubsidi pemerintah saat ini masih pada harga Rp 4.500 per liter dengan harga minyak dunia sekitar US$ 115 per barel dan nilai tukar rupiah 8.900,- per US$. Pada 15 Mei, 2008 saat nilai tukar rupiah 9.300 per US$ harga minyak dunia mencapai US$ 126 per barel...

Halaman

Jumat, 29 Juli 2011

THR Tahun ini Tidak Dikenai Pajak!

Mempertimbangkan begitu banyaknya penghilangan uang negara yang berasal dari  hasil pajak pada rakyat selama ini (baik melalui kasus-kasus mafia pajak, mafia hukum, tender siluman, bank century, BLBI seri  1 & 2 dsb). Dan mempertimbangkan juga akan buruknya pelayanan sosial pemerintah terhadap masyarakat miskin, termasuk juga rendahnya kualitas fasilitas publik (seperti transportasi massal untuk darat dan laut), serta buruknya kualitas infrastruktur (jalan penghubung desa, kecamatan, kota dan provinsi), maka tepatlah kiranya jika pemerintah pada tahun 2011 ini memutuskan untuk tidak mengenakan pajak pada THR yang akan diterima oleh seluruh masyarakat pekerja Indonesia.

Pada tahun 2011 ini pemerintah diperkirakan menerima Rp 420,5 triliun dari PPh saja. Dengan mengasumsikan bahwa masyarakat menerima 15 bulan gaji setiap tahunnya,  maka dengan penghapusan pajak ini pendapatan pemerintah paling hanya berkurang kira-kira sebesar Rp 28 triliun, atau sekitar 3,4% dari Rp 822 triliun (setelah dikurangi Rp 28 triliun) total perkiraan pendapatan pemerintah melalui pajak.

Ini mungkin salah satu cara terbaik untuk menghibur hati masyarakat pekerja Indonesia yang sudah patah arang dan kecewa berat akibat seluruh kasus seperti yang disebutkan di atas.  Banyak hal yang positip jika saja pemerintah bersedia melakukannya. Bayangkan bahwa dalam bulan Agustus nanti akan ada dana sebesar Rp 28 triliun tambahan yang tak terduga akan memeriahkan gerakan roda ekonomi dari kota-kota besar sampai ke daerah-daerah. Bayangkan bahwa bukan hanya pekerja saja yang menikmati dana tak terduga itu, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam proses jual-beli jasa dan barang baik untuk kebutuhan menjelang Lebaran atau pun kebutuhan lainnya. Bayangkan bahwa dengan dana itu bukan tidak mungkin peluang-peluang usaha baru terbuka ditingkat masyarakat menengah kebawah tentunya kesempatan peluang kerja yang juga terbuka.

Mungkin sebagian orang menyebutnya ngawur, tetapi lebih ngawur mana ketika uang hasil pajak itu ditilep, dan hanya dinikmati oleh sekelompok bandit, atau bahkan negara seperti Singapura yang semakin makmur karena uang hasil tilepan itu diputar disana. Jika Rp 28 triliun ini beredar di negeri ini saja, setidaknya kebijakan ini mungkin merupakan satu cara yang cepat dan tepat sasaran dalam memanfaatkan hasil pajak bagi kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.

Senin, 20 Juni 2011

Inilah Suasana yang Masih Menyenangkan di Negeri ini…

Polemik hukum mulai dari kasus Antasari Azhar, bail out 6,7T Bank Century, mafia pajak Gayus, Anggota DPR cek perjalanan dan Nunun N, mafia hukum jaksa Cirus Sinaga, kasus Melinda D hingga Nazarudin dan Partai Demokrat, dst. adalah rangkaian peristiwa hukum yang secara langsung dan tidak langsung terkait kental dengan kepentingan politik dan trik-triknya yang mewarnai hari-hari denyut kehidupan di negeri ini.

Jenuh. Itu mungkin kata yang tepat yang mewakili keadaan, saat kita bersikap atas berita-berita tentang kasus-kasus itu di media cetak maupun  elektronik. Bagaimana tidak, jika dirinci satu persatu kasus-kasus tersebut maka sangat jelas seluruhnya berinti pada penyalahgunaan wewenang dan penyelewengan uang hingga total triliunan rupiah dan mungkin saja bisa terus berlanjut hingga tak terhitung jumlahnya. Uang..uang…uang…uang. Benda itu hanya memerlukan empat huruf untuk membentuk namanya tetapi tak cukup triliunan kata-kata membahasnya.

Apa yang tersisa di negeri ini yang bisa membuat kita lari sejenak, dua jenak, atau berjenak-jenak dari kejenuhan yang melanda yang bahkan telah mampu masuk ke dalam benak kita, dan bisa jadi menimbulkan mimpi buruk bagi kita dan anak-anak Indonesia. Berita yang bertubi-tubi di media elektronik dalam jam tayang yang tak putus-putusnya sepanjang hari, sama halnya kita disuguhi film horor, bisa jadi terekam dalam otak anak-anak yang sebenarnya masih murni, kemudian terurai lagi sebagai mimpi-mimpi buruk yang berkelanjutan. Lalu, ketika tumbuh menjadi dewasa, mungkin saja mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan manis dalam balut kepahitan.

Coba ingat, dulu waktu dibangku Sekolah Dasar, bukankah kita pernah diajarkan lagu-lagu wajib yang menggugah hati dan pikiran yang memotivasi prilaku dan cita-cita untuk menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara. Jika anda ingin lari sejenak dari kejenuhan di atas, coba simak kata demi kata dari syair lagu Rayuan Pulau Kelapa yang saya copas dari web. Ini adalah cita-cita luhur dari mimpi-mimpi yang secara sadar atau tidak tengah terabaikan saat ini…

Rayuan Pulau Kelapa - Lirik Lagu Wajib Nasional


Pencipta dan Pengarang Lagu / Lirik : Ismail Marzuki
Tanah airku Indonesia
Negeri elok amat kucinta
Tanah tumpah darahku yang mulia
Yang kupuja sepanjang masa

Tanah airku aman dan makmur
Pulau kelapa yang amat subur
Pulau melati pujaan bangsa
Sejak dulu kala

Reff:
Melambai lambai
Nyiur di pantai
Berbisik bisik
Raja Kelana

Memuja pulau
Nan indah permai
Tanah Airku
Indonesia

Rabu, 04 Mei 2011

Kita Tidak Jadi Melihat Aksi Kopasus Menumpas Perampok Somalia

Keinginan sebagian besar orang untuk melihat Kopasus menumpas perompak Somalia tidak menjadi kenyataan. Tanpa satu pelurupun yang dilepaskan, 20 ABK Sinar Kudus telah dibebaskan oleh perompak Somalia setelah perompak ini menerima 4,5 juta dollar sebagai uang tebusan yang dibayarkan oleh pemerintah Indonesia.  Ini merupakan sukses kesekian kalinya bagi perompak Somalia. Tahun-tahun belakangan ini perompak Somalia nampak semakin profesional. Kemungkinan mereka telah berada di bawah organisasi kriminal tertentu dengan modal serta perputaran uang yang besar dengan keuntungan beribu-ribu persen. Nampak jelas perompak ini telah disokong dengan peralatan militer baru yang semakin canggih baik dalam memiliki kapal jenis pemburu sampai dengan alat komunikasi dan radar yang dapat mengidentifikasi gerakan kapal-kapal serta aksi-aksi militer yang mungkin tengah dikerahkan untuk menyerang mereka.

Intinya, aksi pembajakan kapal-kapal dagang di lautan Somalia telah menjadi bisnis besar, dengan keuntungan berlipat-lipat di pihak perompak, dan tentu sangat merugikan negara-negara yang kapal dagangnya dibajak. Asal tahu saja, meski pemerintah telah membayar 4,5 juta dollar yang uangnya mungkin berasal dari pajak yang saya dan anda bayar, tidak ada jaminan bahwa perompak Somalia itu tidak akan lagi membajak kapal-kapal Indonesia. Bila terjadi lagi di masa datang, selama opsi membayar tuntutan pembajak dinilai lebih ekonomis serta keselamatan awak kapal tetap terjamin, maka kemungkinan besar itu akan menjadi opsi yang terbaik yang tetap dipilih pemerintah.

Kita memang tidak bisa melihat sedetil apa yang dilihat oleh pemerintah. Tetapi secara jujur kita perlu mengakui bahwa jiwa kita terpukul oleh pelecehan keamanan yang dilakukan oleh perompak Somalia. Tentu kita sangat bersyukur atas keselamatan 20 ABK Sinar Kudus, dan tentu kita semua akui bahwa keselamatan mereka adalah yang paling utama dalam drama pembajakan ini. Namun setelah semua drama pelecehan keamanan dan pembajakan itu usai, apa sebenarnya solusi menyeluruh yang telah disiapkan pemerintah agar hal yang sama tidak terulang lagi?

Bangsa ini seharusnya berdiri paling depan dalam menyusun strategi atas penumpasan kejahatan laut dan pembajakan. Bangsa ini seharusnya berdiri paling depan dalam mempersempit ruang negosiasi atas tuntutan-tuntutan uang yang nota bene justru ikut memperkuat dan membesarkan oraganisasi perompak itu. Organisasi kejahatan perompak Somalia yang terang-terangan telah melecehkan kehormatan bangsa ini, yang telah menginjak-injak hak keamanan akan pelayaran, akan menjadi semakin kuat dan besar, setelah selanjutnya mereka menggunakan uang hasil tuntutannya untuk membeli senjata-senjata mutahir, terpedo, rudal dan mungkin suatu hari nanti bisa pula memiliki pesawat tempur MIG untuk keperluan membajak dengan tuntutan uang yang semakin besar, besar dan besar lagi.

Berpikir jernih itu memang perlu, tetapi jangan biarkan perompak yang berpikir lebih jernih, karena jika demikian, kita tidak lebih dari pencundang saja….

Jumat, 22 April 2011

Kita Ingin Melihat Kopasus Menggempur Perompak Somalia


 Jujur, detik-detik penyergapan Kopasus atas perompak Somalia demi misi penyelamatan 20 ABK Sinar Kudus menjadi aksi komando yang sedang saya tunggu-tunggu. Meski pihak perompak sudah siap menerima tebusan 3 juta dollar yang telah dipersiapkan pemerintah dan pihak perusahaan Samudra Indonesia, menurut saya itu bukanlah penyelesaian final. Masalahnya jika pemerintah sekarang berani membayar 3 juta dollar, itu bukan berarti perompak Somalia akan berhenti merampok  dan membajak kapal-kapal Indonesia di kemudian hari.


Kali ini saya setuju dengan sikap Bung Dien Samsudin yang menyatakan tidak ada ceritanya kita bernegosiasi dengan perompak. Jika Perancis, Korea Selatan, dan Malaysia bersikap tegas dengan menyergap dan melumpuhkan perompak yang membajak kapal mereka, maka Indonesia seharusnya lebih dari itu. Ini setidaknya untuk menjaga wibawa bangsa, serta juga untuk menanamkan dibenak para pejahat dekil itu untuk tidak lagi mencoba-coba mengusik properti Indonesia dikemudian hari dan seterusnya.

Penyergapan oleh pasukan khusus seperti ini tentu membutuhkan perencanaan yang sangat teliti dengan sejumlah skenario hasil pengolahan data dan informasi yang sedetilnya. Kesalahan atau kelalaian yang kecil saja akan dapat menimbulkan akibat yang fatal hingga kegagalan misi secara keseluruhan. Itu sebabnya mungkin,  negosiasi yang alot dalam menentukan kepastian harga tebusan merupakan siasat untuk mengulur-ngulur waktu. Siasat ini memungkinkan para perancang serangan dan intelijen punya banyak kesempatan untuk mendapatkan informasi dan data selengkap-lengkapnya, sehingga semakin banyak rancangan skenario yang dapat diuji  dan diuji hingga mengerucut pada beberapa skenario. Pengerucutan skenario ini dengan sendirinya menumbuhkan rasa percaya diri yang kuat, karena hasil pengujian-pengujian itu menjadikan pasukan semakin terampil dan fasih dengan data dan informasi yang didapat. Pada akhirnya keberhasilan misi hanyalah merupakan hasil akhir dari rutinitas aksi yang telah diuji, yang kemungkinan besar tidak akan jauh berbeda dengan apa yang akan dihadapi di lapangan tempur.

Kita mungkin pernah menyaksikan dalam beberapa adegan film seperti Navy Seal. Dalam suatu misi penyelamatan banyak hal yang mungkin bisa terjadi. Sesuatu yang sangat kecil, yang berada diluar kendali, seperti  cuaca yang tiba-tiba berubah, kemudian mendatangkan kabut malam yang pekat, dapat menghambat gerak pasukan ketika mereka telah berada di atas kapal. Ketidakjelasan pandangan yang terjadi secara tiba-tiba itu, jika sebelumnya tidak disiapkan alat khusus sebagai antisipasi, tentu bisa menimbulkan ketegangan dan memungkinkan terjadinya saling tembak antara kawan. Alhasil misi bisa gagal secara keseluruhan.

Namun kita berharap agar pasukan Indonesia sudah mempersiapkan aksi dan sigap dalam menghadapi  semua kemungkinan buruk oleh akibat yang terkecil sekalipun. Kita berharap pasukan telah siap dengan  semua antisipasi untuk menggempur perompak Somalia. Dan lebih dari itu pasukan juga telah siap dalam menanamkan pelajaran yang keras dan tegas pada Perompak Somalia, supaya jangan pernah dan pernah lagi mengganggu segala bentuk  properti Bangsa Indonesia, khususnya kapal-kapal Indonesia yang tengah berlayar dalam misi perdagangan.